Minggu, 21 November 2010

Heh Bego! Rokokmu Matikan!

Heh bego! Rokokmu matikan! Kau mau nyala bara apinya terlihat warga? Hah! Mau? Terus nanti kita mampus dipukulin bambu! Hah! Mau?!”

“Iya bos, maaf saya lupa”, jawabnya terbata.

“Ya sudah cepetan matiin! Malah bengong”

Dede melempar puntungnya. Kaki kirinya mengejar cahaya jingga di tanah. Sol sandal jepitnya menginjak rapat. Sampai tidak berpendar lagi.

Mereka berdua kini diam. Seolah menunggu sinyal dari alam. Padahal belum tentu tuhan mengizinkan. Tapi apa boleh buat, segepok duit yang dijanjikan juragan membuat mereka menghapus kata dosa dari akalnya. Iming - iming duit dan imajinasi mereka tentang kaya membiaskan ajaran orang tua yang mereka terima sedari dalam timangan.

Gadis sasaran baru saja memakai sandal. Mereka bersiap. Lagi - lagi menunggu sinyal dari alam.

Tangan Jalu yang besar mampu menutup hidung dan mulutnya. Beberapa saat ia meronta. Tapi pingsan setelah campuran bahan kimia yang ditumpahkan ke saputangan dihirupnya. Ia terjatuh. Sertamerta Jalu membawanya ke semak - semak. Jalu dan Dede berganti tugas sekarang. Jalu mengawasi situasi, Dede menjaga gadis.

Jalu bergerak ke tempat yang lebih gelap. Ditinggalkannya Dede dan korban di semak - semak sana. Menunggu saat yang tepat untuk kabur. Dede malah asyik masturbasi sambil meremas - remas payudaranya. Tubuhnya yang molek memang menimbulkan syahwat.

“Bangsat! Kamu malah mainan burung! Sudah hentikan. Kalau dia bangun gimana? Goblok kamu! Rokokmu matikan! Sudah aku bilang dari tadi! Kamu mau mati digebuk alu?”

Lagi - lagi Dede melempar puntungnya. Ia menurut perintah dan memakai celananya kembali. Tanggung memang. Tapi ia lebih takut kepalan tangan Jalu meninggalkan bekas di pelipisnya. Ia menyudahi aktivitasnya dan fokus kepada si gadis. Jalu membopong tubuh mungil di atas pundaknya. Dede berjalan lebih dulu sepuluh langkah. Mata mereka mengawasi sekeliling. Takut ada yang memergoki.


***


“Kerja bagus Jalu! Kamu juga Dede! Uangnya besok bisa kamu berdua kantongi. Sekarang bawa dia ke gudang belakang. Jangan sampai ketauan si Inah!”

“Siap juragan!”

Jalu dan Dede mengangkat tubuh gadis. Kali ini berdua. Jalu mengangkat tangan dan Dede bagian kaki.

“Jaluu!”

“Ya juragan?”

“Setelah kau bawa dia, jangan lupa siapkan beubegiknya”

“Beres juragan!”

--------------

[Jogjakarta. 17 Juli 2010. 11:45 AM. fikri]