Kamis, 25 Maret 2010

Di Tepi Garis

Liem Swi King, engkau idolaku
Liem artinya perekat
Swi artinya lama
King artinya raja
Liem Swi King, raja perekat tahan lama*

Pernah suatu ketika
Ia bertanding dengan orang dari Denmark
Lawannya sangat tangguh karena kidal
Lawannya sangat kidal karena tangguh
Dan ketika itu ia menang
Ia menang karena lawannya tidak mau bertanding dengannya

Lain lagi dengan cerita yang satu ini
Cerita tentang seorang pebulutangkis badminton
Dia ingin sekali mengembalikan supremasi jawara
Namun dia masih amatir
Masih perlu banyak latihan, kata komentator

Ia lalu berlatih, berlatih keras
Pernah dikisahkan
Ia berlatih tanpa raket dan shuttlecock

Ketika ditanya
“sedang apa dikau?”

Lalu ia pun menjawab
“sedang berlatih bulutangkis tanpa raket dan shuttlecock”

Ditanya lagi
“bagaimana rasanya?”

Ia menjawab
“lumayan”

Ditanya lagi
“lalu kau melawan siapa?”

Ia menjawab
“saya melawan hawa nafsu!

Ditanya lagi
“kau tak punya raket dan shuttlecock, lalu apa yang kau punya?”

Ia menjawab dengan nada lirih berdesis
saya punya imajinasi!”

Suatu saat ia mempunyai kesempatan bertanding
Bertanding bukan melawan hawa nafsu
Tetapi lawannya kali ini berasal dari India
Lawannya sangat gesit karena sering menari di bawah pohon
Lalu ketika terjadi deuce
Pertandingan semakin seru

Dia meloncat
Dengan adegan yang dilambatkan
Seperti tayangan ulang terjadinya sebuah gol
Tinggi, tinggi, tinggi
Tinggi hingga tak kembali

Dia meloncat melebihi tinggi gedung tempat ia bertanding
Dia melihat petugas PLN sedang memperbaiki sutet
Dia mampu meraba emas monas
Dia melihat pramugari sedang mempraktekkan cara memakai pelampung dari jendela pesawat di sebelahnya
Lalu ia memandang ke bawah, jauh ke bawah

Ia memfokuskan penglihatan
Wasit sudah menunjuk ke arah pemain India
Shuttlecock sudah berada tepat di tepi garis


*lirik lagu tanimaju - castol.

**ide bulutangkis dari niakurnia. hehehe makasi!

ke burjo ah laper jam segini, nyari mie instan.

[jogjakarta. 14 Maret 2010. 03:01 AM. fikri]

Minggu, 07 Maret 2010

Yuti Wahyuti, Kami Nobatkan Kau Jadi Fantasi!


Cuman tumis kangkung dan ayam goreng. Iya, cuma itu yang sekarang ada di otak abang. Errr, otak kami. Cuma tumis kangkung dan ayam goreng buatan mama. Ga lebih kok. Sepele? Ngga ma, itu sungguh mengalahkan semua rasa masakan yang ada di bumi. Ga perlu iga bakar kok, ga perlu steak, pizza, atau bahkan escargot. Yang ada malah bingung cara makannya gimana. Hahaha.

Mama apa sih? Cuman pegawai negeri, guru SD, kulit agak terbakar sinar matahari, nenteng buku pelajaran, naik turun tangga, makan nasi bungkus, minum es teh manis dari plastik, ngerumpi bareng guru laen, marahin anak murid yang ga ngerjain PR, di rumah make daster, masak, nyiram tanaman, nyuci piring, marahin anaknya yang ga mau mandi udah dua hari, marahin anaknya yang ga mau bantuin jemur pakaian, bawel banget nyuruh anaknya berhenti ngerokok, ga pernah bosen nyuruh anaknya lulus, sholat 5 waktu dan tahajud, ngaji, menyanyi lagu Dewi Yull. Yang penting bukan lagu India deh ma, terserah mau nyanyi apa. Abang takutnya ntar mama nyanyi sambil joget di bawah pohon nangka. Hahaha.

Ngajarin anaknya matematika, nangis nonton sinetron, tidurnya mangap, hahaha, hobi bersihin telinga, ngidamnya bau tanah pas ujan, baru bisa sms orang setahun lalu, ga bisa maen komputer, nyetel AC aja ga bisa, berantem sama suaminya gara - gara opor ayamnya basi pas lebaran, hahaha itu lucu banget! Tapi ya mama tetep mama. Dengan kegasempurnaan, mama sempurna menjadi mama kok. Dan abang yakin, semua anak di luar sana, berebut antri untuk jadi anak mama. Hahaha. Jangan mau ma, ntar warisan makin dikit. Hahahaha becanda ma.

Kemaren ada kejadian lucu ma. Ada orang mukanya sangar, rambutnya gondrong, celana jinsnya bolong, sepatunya udah tak layak pakai, kerjaannya cuma ngerokok dan nulis. Tapi begitu ngangkat telpon, dia nangis guling - guling di atas kasur. Hahaha. Agak kontradiktif dengan penampilannya sih. Tapi percayalah, ma, dia nangis beneran cuman gara - gara dia denger ini ma:

"Iya mama tau kamu udah gede, tapi bagi mama, kamu masih fikri kecil mama, yang kemaren mama gendong"

Eh buseet! Efeknya jauh bikin melayang daripada anggur merah ma. Jauh sekali! Hahaha!

Ma, abang janji. Taun ini udah ada dua huruf laknat setelah nama panjang abang. Fatihatul Insan Kamil Ramadhani Imama, SE. Abang janji. Hehehe.

Dan emang lagu ini ga pernah ga bisa bikin abang inget mama.

Wajahmu masih terlihat berseri
Di hari yang telah senja ini
oh manis selalu berseri
Belai kasih sayangmu
kian menghangat
Di hari yang berlalu dengan cepat,
tak ada satupun yang terlewat

Oh kau dewi ingin kau di sini
Ku ingin berikan semua kasih sayangku ini
Dan kau dewi janganlah kau pergi dariku
Temani diriku sampai akhir nanti

Saat telunjuk jarimu terangkat
Tak satupun berani melihat
Oh, semua selalu teringat
naif - Yts: Ibu


Selamat Ulang Tahun Mama! Semoga kau tetap hidup hingga kami bisa memberikanmu cucu!
*ngelap airmata, err kasur udah basah kena airmata juga nih ma, hehehehe*


[jogjakarta. 7 Maret 2010. 11:50 PM. fikri]

Indonesia dan Sepakbolanya


*nyoba ikutan lomba aaahh! siapa tau dapet HP. hehehehe*

Gw pernah ngeliat orang yang keringetan luar biasa ketika nonton bareng final piala eropa 2004 di suatu kafe di daerah Kemang. Tiap beberapa detik, layar ponselnya selalu menyala - nyala. Dia tersenyum ironis. Yunani melawan Portugal. Waktu itu Portugal tertinggal satu gol oleh Yunani. Mulai saat ini orang yang keringetan disebut OK.

Si OK ngeliatin gw, terus ngajak ngobrol:

OK: "Lo tarohan? Megang apa?"
Gw: "Iya Mas, megang Portugal. Kecil sih cuman 100 ribu, namanya juga anak SMA"
OK: "Wah sama ama gw! Payah nih Portugal, masa kalah sama Yunani?"
Gw: "Mas taruhan juga? Keringetan begitu, emang tarohannya apaan Mas"
OK: "Gw Jaguar, lawan gw Ferarri"
Gw: *Ga berniat sama sekali untuk melanjutkan*

Ehh buseeet! Ferarri dan Jaguar udah kayak ketoprak aja. Hahaha. Dijadiin tarohan! Gw ga ngerti, itu beneran apa ngga. Tapi ngeliat dari penampilannya yang masa kini dan baju yang dikenakannya tampak di atas tujuh digit, ya gw terpaksa percaya. Belum lagi butiran keringat yang mengisi mukanya. Meyakinkan!

Sepakbola. Olahraga yang katanya berasal dari Inggris. Tentara Inggris menendangi kepala tentara musuh dan dijadikan olahraga. Sebentar fikri, berapa orang sih yang peduli sejarah sepakbola? Haha. Sepakbola adalah olahraga terpopuler satu semesta. Haha lebay amat fikri!. Ya! Siapa sih yang ga kenal sepakbola? Seorang suami saja rela menelantarkan anak istri karena pertandingan sepakbola. Indonesia yang terkena krisis moneter tahun 1998 aja bisa sedikit lupa karena adanya piala dunia di Prancis.

Di Indonesia? Hahaha! Entah sudah berapa orang meninggal gara - gara sepakbola. Kalo dari mitos yang beredar, misalnya seseorang mendirikan perusahaan, lalu agar perusahaannya dapat sukses, akan ada satu orang atau lebih yang dijadikan tumbal. Berarti sepakbola Indonesia harusnya peringkat satu dunia. Hahaha.

Mengaku penggemar sejati. Beratribut. Entah itu bendera, kostum yang berwarna sama dengan kesebelasan idola, ikat kepala, wajah dicat, berkostum maskot, apapun menempel di badan, yang penting menunjukkan rasa cinta berlebih terhadap timnya. Berkumpul di suatu tempat. Berjalan dengan konvoi ke stadion. Gas dikocok. Knalpot diganti agar suara maksimum. Begitu sampai di loket karcis. Semua pada muter, lewat jalan belakang. Katanya penggemar fanatik, tiket lima ribu rupiah malah manjat pagar!

Belum lagi, ketika kesebelasan idola kalah, botol air mineral melayang. Mungkin para penonton itu seharusnya diseleksi lebih lanjut untuk cabang atletik. Hahaha. Pagar kawat besi tak lagi berdiri vertikal, malah tidur horizontal di tengah lapangan, dijebol supporter. Batu terbang tak lagi milik pelajar, supporter sepakbola ikut ambil hak milik. Kadang - kadang gw bingung. Mereka mau menonton sepakbola atau mau ikut balapan. Nonton bola kok pake helm? Hahaha.

Lalu kualitas lapangan. Besok ada pertandingan sepakbola, ehh malemnya dipake buat konser dangdut. Malah kemarennya dipake buat kampanye. Ya dapat ditebak, lapangan jadi hancur. Bola mental entah kemana. Luas sebesar itu, nyiramnya pake selang. Hahaha kapan selesainya? Kapan tumbuh rumputnya?

Belum lagi manajemen yang buruk. Tak boleh memakai APBN, jumlah tim menciut. Pemain enam bulan tak mendapat gaji, anak istri kurang gizi di rumah. Cicilan rumah tak terbayar, debt collector bermuka garang mendobrak pintu. Pemain diimpor dari Amerika latin maupun benua Afrika. Ga jelas pekerjaan asli mereka apa. Gw pernah ketawa ngakak, gara - gara seorang komentator menyebutkan seorang negro Afrika, di negaranya berprofesi sebagai tentara. Bukan gw mengecilkan peran tentara, tapi heyy! Dia tentara! Bukan pemain sepakbola! Ini yang salah manajemen tim atau penyalur pemain asing sih?

Bukannya gw pesimis, skeptis, dan apatis terhadap persepakbolaan dalam negeri. Tapi, heyy! Ayolah mikir sedikit. Sedikit saja. Mikir doang. Bukannya malah usaha korupsi dengan proyek akan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia 2020 sebagai usaha terakhir. Usaha terakhir untuk memasukkan nama Indonesia ke dalam daftar peserta putaran final piala dunia. Heyy! Lewat jalur normal gw yakin masih bisa kok. Ayo! Penduduk Indonesia itu 230 juta. 230 juta! Masa iya sih ga bisa masuk putaran final piala dunia?

Gw pengen banget, suatu saat entah kapan. Dua orang bule tarohan, Ferarri dan Jaguar. Dan salah satu dari mereka, megang Indonesia di final piala dunia.

[jogjakarta. 7 Maret 2010. 03:53 AM. fikri]

*ini juga ada di itu.