Minggu, 07 Maret 2010

Indonesia dan Sepakbolanya


*nyoba ikutan lomba aaahh! siapa tau dapet HP. hehehehe*

Gw pernah ngeliat orang yang keringetan luar biasa ketika nonton bareng final piala eropa 2004 di suatu kafe di daerah Kemang. Tiap beberapa detik, layar ponselnya selalu menyala - nyala. Dia tersenyum ironis. Yunani melawan Portugal. Waktu itu Portugal tertinggal satu gol oleh Yunani. Mulai saat ini orang yang keringetan disebut OK.

Si OK ngeliatin gw, terus ngajak ngobrol:

OK: "Lo tarohan? Megang apa?"
Gw: "Iya Mas, megang Portugal. Kecil sih cuman 100 ribu, namanya juga anak SMA"
OK: "Wah sama ama gw! Payah nih Portugal, masa kalah sama Yunani?"
Gw: "Mas taruhan juga? Keringetan begitu, emang tarohannya apaan Mas"
OK: "Gw Jaguar, lawan gw Ferarri"
Gw: *Ga berniat sama sekali untuk melanjutkan*

Ehh buseeet! Ferarri dan Jaguar udah kayak ketoprak aja. Hahaha. Dijadiin tarohan! Gw ga ngerti, itu beneran apa ngga. Tapi ngeliat dari penampilannya yang masa kini dan baju yang dikenakannya tampak di atas tujuh digit, ya gw terpaksa percaya. Belum lagi butiran keringat yang mengisi mukanya. Meyakinkan!

Sepakbola. Olahraga yang katanya berasal dari Inggris. Tentara Inggris menendangi kepala tentara musuh dan dijadikan olahraga. Sebentar fikri, berapa orang sih yang peduli sejarah sepakbola? Haha. Sepakbola adalah olahraga terpopuler satu semesta. Haha lebay amat fikri!. Ya! Siapa sih yang ga kenal sepakbola? Seorang suami saja rela menelantarkan anak istri karena pertandingan sepakbola. Indonesia yang terkena krisis moneter tahun 1998 aja bisa sedikit lupa karena adanya piala dunia di Prancis.

Di Indonesia? Hahaha! Entah sudah berapa orang meninggal gara - gara sepakbola. Kalo dari mitos yang beredar, misalnya seseorang mendirikan perusahaan, lalu agar perusahaannya dapat sukses, akan ada satu orang atau lebih yang dijadikan tumbal. Berarti sepakbola Indonesia harusnya peringkat satu dunia. Hahaha.

Mengaku penggemar sejati. Beratribut. Entah itu bendera, kostum yang berwarna sama dengan kesebelasan idola, ikat kepala, wajah dicat, berkostum maskot, apapun menempel di badan, yang penting menunjukkan rasa cinta berlebih terhadap timnya. Berkumpul di suatu tempat. Berjalan dengan konvoi ke stadion. Gas dikocok. Knalpot diganti agar suara maksimum. Begitu sampai di loket karcis. Semua pada muter, lewat jalan belakang. Katanya penggemar fanatik, tiket lima ribu rupiah malah manjat pagar!

Belum lagi, ketika kesebelasan idola kalah, botol air mineral melayang. Mungkin para penonton itu seharusnya diseleksi lebih lanjut untuk cabang atletik. Hahaha. Pagar kawat besi tak lagi berdiri vertikal, malah tidur horizontal di tengah lapangan, dijebol supporter. Batu terbang tak lagi milik pelajar, supporter sepakbola ikut ambil hak milik. Kadang - kadang gw bingung. Mereka mau menonton sepakbola atau mau ikut balapan. Nonton bola kok pake helm? Hahaha.

Lalu kualitas lapangan. Besok ada pertandingan sepakbola, ehh malemnya dipake buat konser dangdut. Malah kemarennya dipake buat kampanye. Ya dapat ditebak, lapangan jadi hancur. Bola mental entah kemana. Luas sebesar itu, nyiramnya pake selang. Hahaha kapan selesainya? Kapan tumbuh rumputnya?

Belum lagi manajemen yang buruk. Tak boleh memakai APBN, jumlah tim menciut. Pemain enam bulan tak mendapat gaji, anak istri kurang gizi di rumah. Cicilan rumah tak terbayar, debt collector bermuka garang mendobrak pintu. Pemain diimpor dari Amerika latin maupun benua Afrika. Ga jelas pekerjaan asli mereka apa. Gw pernah ketawa ngakak, gara - gara seorang komentator menyebutkan seorang negro Afrika, di negaranya berprofesi sebagai tentara. Bukan gw mengecilkan peran tentara, tapi heyy! Dia tentara! Bukan pemain sepakbola! Ini yang salah manajemen tim atau penyalur pemain asing sih?

Bukannya gw pesimis, skeptis, dan apatis terhadap persepakbolaan dalam negeri. Tapi, heyy! Ayolah mikir sedikit. Sedikit saja. Mikir doang. Bukannya malah usaha korupsi dengan proyek akan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah piala dunia 2020 sebagai usaha terakhir. Usaha terakhir untuk memasukkan nama Indonesia ke dalam daftar peserta putaran final piala dunia. Heyy! Lewat jalur normal gw yakin masih bisa kok. Ayo! Penduduk Indonesia itu 230 juta. 230 juta! Masa iya sih ga bisa masuk putaran final piala dunia?

Gw pengen banget, suatu saat entah kapan. Dua orang bule tarohan, Ferarri dan Jaguar. Dan salah satu dari mereka, megang Indonesia di final piala dunia.

[jogjakarta. 7 Maret 2010. 03:53 AM. fikri]

*ini juga ada di itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar