Senin, 27 April 2009

7 kepala. 7 situasi. 1 lansekap.

akhirnya gw memutuskan untuk tidak pergi ke bali. terlalu banyak alibi di kepala gw untuk tidak pergi ke sana. tidak adanya harsya, gegen, dan si wibi, bikin mulut ini males buat bilang iya ketika ditanya "ikutan ga?". apalagi 3 jurusan di kampus gw melakukan field trip ke sana, membuat tambah enggan saja. udah jauh - jauh ke bali ketemunya dia - dia lagi. sama aja seperti selasar feb ugm pindah ke sana.

wacana pulau sempu menjadi prioritas. tanpa pikir panjang lagi langsung gw iyakan, karena emang otak gw ga bisa mikir panjang. haha. setelah sedikit brainstorming, akhirnya hanya 7 orang saja yang mengikuti hijrah ke pulau sempu. 7 kepala, dengan 7 situasi di kepalanya, menuju 1 pulau. 350 ribu. hanya 350 ribu. menyimak gambar tidak bergerak tentang riwayat pulau sempu, rasanya uang sebanyak itu tidak ada harganya. yah semoga pulau sempu yang akan dituju memang menjanjikan ketenangan. semoga.

najib, si pria diplomatis yang selalu bermain di daerah abu - abu menjadi ketua semacam ekspedisi ini. "in najib we trust" adalah undang - undangnya. haha. putro, yang mempunyai sebutan pejantan sempurna dari pengagum rahasianya yang sampai saat ini tidak diketahui jenis kelaminnya, menjadi bendahara. semua uang diserahkan kepadanya untuk disimpan di bawah gelambir perut sempurnanya. alvin dan ade mengurusi urusan logistik. mungkin karena mereka berdua sama - sama pernah menjadi korban wanita cantik. berparas antik. mirip burung gelatik. terkadang memakai batik. haha tai ah. semua urusan peralatan untuk camping diserahkan kepada mereka berdua. guntar memegang transportasi. perpindahan kami dari jogja - surabaya - malang - pantai sindang biru - pulau sempu - pantai sindang biru - malang - jogja menjadi tugasnya. untung saja gw pernah bekerja sama dengan guntar untuk proyek jazz taunan di kampus, jadi terasa tak asing lagi. sedangkan gw dan saiqa pergi ke ambarukmo plaza untuk belanja mie instant, telor, minyak goreng, sarden, makanan siap saji, roti, susu, kopi dan segala macam benda yang berhubungan dengan perut lainnya karena gw dan saiqa memegang peranan yang sangat penting yaitu menjaga kebutuhan pangan seluruh anggota. yang anjingnya cowo semua. hahaha.

setelah melakukan packing di kediaman guntar, kami berangkat dengan situasi di kepala masing - masing. dengan bis hijau bertuliskan transjogja, kami berangkat menuju terminal giwangan. di dalam transjogja, najib, yang memiliki kisah hampir sama kayak gw, bercerita kalau di pulau sempu ada macan 2 ekor. kenapa ga 3 ekor saja? biar jadi trio macan. tapi untunglah, hewan yang gw bikin gw takut ga ada. beruang kayaknya belum beranakpinak di pulau sempu. untung hanya macan dan lebih untung lagi kami memiliki saiqa. tinggal dilumuri mentega dan madu serta kecap di tubuhnya, kami siap membuat saiqa menjadi umpan macan. bayangin aja. saiqa yang hanya memakai cawat, berhiaskan mentega di sekujur tubuh, dibalur dengan kecap dengan sedikit madu di bagian pentilnya. macan mana yang tidak tertarik? hahaha. gw takutnya macannya marah ketika udah mau menerkam saiqa. marah minta dibikinin sambel terasi. soalnya gw ga sempet mikir beli terasi. haha. sesampainya di giwangan, bus menuju surabaya, kota yang terkenal dengan panas menusuk bagai neraka bocor halus dan logat yang seperti ingin ngajak berantem, sudah menunggu.

gw udah nyiapin pantat untuk perjalanan selama lebih kurang 7 jam. semua orang udah mengambil posisi duduk masing - masing. alvin di sebelah kanan gw, dan guntar di sebelah kiri gw. semua terlihat tenang. padahal gw tau apa yang ada di kepala masing - masing. najib sibuk memikirkan rencana ekspedisi di pulau sempu. urutan dari tempat pertama sampai tempat terakhir. putro sibuk memikirkan jenis kelamin pengagum rahasianya. mungkin dia berharap pengagum rahasianya yang katanya model adalah model celana dalam bermerek rider atau GT man anti selip. hahaha. alvin, pria dengan jidat seluas pulau sempu, sibuk memikirkan apa yang akan diberikan kepada adik kelas berkedok gebetannya. mungkin dia sibuk mencari nomer telpon perusahaan jasa pengiriman barang, karena menurut kabar dari situs dunia maya yang menjadi fenomena saat ini, alvin akan memberikan pulau sempu kepada si gebetan berkedok adik kelasnya. saiqa sedang menyiapkan tenaga. tenaga untuk meneriakkan satu nama yang sempat membuat hidupnya absurd. satu nama yang kini menjadi penonton setia olahraga futsal. haha. guntar sibuk memikirkan kendaraan apa yang akan ditumpangi setelah kami turun dari bus ini. agar tidak tersesat arah. ade. iya hanya ade yang sedikit abstrak. gw ga bisa baca pikirannya. sibuk berpuisi mungkin? kalau gw? gw sibuk memikirkan bagaimana cara keluar dari dunia yang gw bikin sendiri. dunia dari hasil pikiran gw sendiri. dunia dari kata yang gw populerkan sendiri. galau, kata yang gw populerkan menjadi seperti penjara buat gw dan alter ego gw. menahan gw seperti tikus dalam labirin. apakah ini akan berakhir, ataukah ini adalah akhirnya? udah terlalu lama gw terjebak di sana. ingin merangkak keluar. keluar walaupun hanya merangkak. merangkak mencari sedikit sinar. yang seterusnya bisa dilakukan dengan berjalan atau bahkan berlari.

ketika lampu bus dipadamkan, semua penumpang bus, bagai ada yang mengkomando, pun terlelap. terlelap meninggalkan keadaan di kepala masing - masing. gw tidak. gw tidak bisa tidur. lampu bus yang kuning menjadi teman setia gw di perjalanan. melihat pemandangan dari kaca depan bagai menonton bioskop dengan layar 3 dimensi. lampu jalan yang seakan - akan bermain kejar - kejaran dengan bus, lampu rem kendaraan di depan bus menambah warna kontras di kegelapan malam, melihat beberapa kepala keluarga yang sedang mencari nafkah untuk anak istri dengan berjualan sate ayam atau nasi goreng, beberapa penghuni jalan yang tidur di trotoar, sekelompok remaja tanggung sedang membuat karya seni *atau vandalisme?* di tembok jalan. dan gw bisa melihat refleksi diri di kaca sebelah kiri gw. kemeja flanel coklat, celana jeans pendek, dan sendal jepit swallow menutup fisik gw. sekali lagi gw melihat refleksi diri. ah bangsat! gw lupa cukur kumis dan jenggot. haha. gw terduduk tenang. di bangku paling belakang. sesekali guntar dan alvin mengganti posisi tidurnya yang membuat gw berganti posisi kaki juga. pantulan lampu jalan seperti berirama menyinari wajah guntar yang duduk di sebelah jendela bus. eh, masih belum yakin sih itu pantulan lampu jalan atau pantulan jidat alvin. hahaha. sedikit komedi sarkas. sori vin. tapi emang jidatmu bersinar ketika itu.

akhirnya gw menyadari bahwa bus ini melebihi batas kecepatan toleransi gw. gila kenceng banget. kira - kira 100 km perjam. mungkin supirnya udah dengerin lagu the sastro.

lari 100 di kota ini.
lepaskan diri hindari waktu.
lari 100 di sore ini.
larikan diri dari nafsu.

liriknya persis seperti tim kecil ini. ingin lari dari keramaian. ingin keluar sedikit dari rutinitas, agar tidak tenggelam bernafas. tapi kalo cara mengemudikan busnya begitu, hidup gw jadinya dipegang si supir. bukan malaikat pencabut nyawa. atau tugas malaikat itu sudah dititipkan ke supir bus yang gw tumpangi ini? gw hanya bisa berharap semoga surat kabar nasional besok pagi tidak mewartakan:

"Bus Jogja - Surabaya kecelakaan, sebagian besar luka ringan, diduga patah kaki. sedangkan 7 orang luka psikologis, diduga patah hati". hahaha.

dengan diiringi entah berapa banyak warung makanan padang dan bendera - bendera warna - warni dengan foto setengah badan yang berbaris rapi mengisi jalan solo yang gw lewati, gw berharap. dan masih berharap. ada sedikit terang di pulau sempu yang bukan hanya utopia. yang sanggup mengubah ironi menjadi ekstasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar