Senin, 27 April 2009

akhir = awal

dan aku masih saja berdiri. berdiri di atas posisi yang sama. sama seperti 6 bulan yang lalu. lalu aku pun hening. hening entah untuk berapa saat. saat - saat seperti inilah keringatku menetes. menetes deras. deras seperti hujan tadi malam. malam sudah berganti shift dengan pagi. pagi ini aku kuliah. kuliah kewirausahaan yang kehadirannya ditentukan oleh dosen. dosen itu bernama boyke. boyke bukan nama sebenarnya. sebenarnya aku sudah bosan. bosan dan muak. muak dengan diriku sendiri. sendiri sudah entah berapa lama. lama - lama hormon pria ku bekerja. bekerja tidak untuk mencari nafkah. nafkah batin dan nafkah lahir. lahir hari ku akan berulang sebentar lagi. lagi - lagi aku menulis tanpa berfikir. berfikir hanya untuk orang pintar. pintar dalam sisi yang penting. penting bagiku untuk menjauhkan emosi itu. itu beda dengan ini. ini adalah emosi sementara. sementara ini aku tersenyum. tersenyum ironis. ironis adalah bagian. bagian dari kehidupanku. kehidupanku agak absurd. absurd juga bagian dari cerita. cerita ini selalu berakhir tragedi dan tragis. tragis, tubuhku membiru. membiru seperti lautan. lautan kata membuat tulisan ini menjadi puitis. puitis seperti lirik lagu padi. padi menguning terhampar di kiri dan kanan jendela kereta. kereta malam belum juga menjemput. menjemput yang tak kunjung datang. datang ide untuk film nanti. nanti akan kupamerkan pada seluruh dunia. dunia ini begitu sempit. sempit tak butuh perluasan sehingga tak memakai kata dan. dan aku masih saja berdiri. berdiri di atas posisi yang sama. sama seperti 6 bulan yang lalu.

[jogjakarta. 27 april 2009. 01:01 am. fikri]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar