Sabtu, 22 Mei 2010

Datang Untuk Efek Rumah Kaca, Tapi Zeke Khaseli Selalu di Hati


Hari itu memang sudah rencana untuk menghadiri tur dari label rekaman jangan marah records. Label kepunyaan Efek Rumah Kaca. Sempat khawatir karena kehabisan tiket. Jogjakarta memang minim hiburan, setidaknya untuk saya. Hahaha. Tiket sudah habis, saya sudah memesan untuk dua orang. Saya dan dia yang sudah menulis duluan tentang senangnya menonton konser Efek Rumah Kaca.





http://rebelzine.files.wordpress.com/2010/04/jangan-marah-records.jpg"]http://rebelzine.files.wordpress.com/2010/04/jangan-marah-records.jpg

Hujan rintik. Sepertinya atmosfir sudah dikomposisi untuk galau. Padahal siangnya di kota ini sudah deras sekali. Tak menyangka awet hingga jam delapan. Kami datang agak telat. Di panggung sudah tersedia Yakuyaya. Personelnya familiar. Ternyata dua dari mereka adalah anggota band pop terkenal tanah air. Tadinya saya berfikir band ini sekuel dari Sheila on 7, Sheila on 8. Hahaha. Mereka mengcover lagu Bigger Than My Body-nya penyanyi yang terkenal dengan lagu Your Body is Wonderland, John Mayer. Ketika mereka membawakan lagu mereka, saya tak begitu heran. Sangat di atas empatpuluh. Top 40.


Lalu band kedua tampil. The Kucruts. Saya memprediksi band ini akan jadi idola remaja selanjutnya. Musik mereka adalah hentakan drum The Upstairs dengan performa The Cangcuters. Hanya kurang abg - abg yang bergerak seragam di belakangnya. Mereka cukup komunikatif dan atraktif. Vokalisnya bergaya eksentrik dengan kacamata yang berpendar - pendar dengan kelincahan enerjik. Seperti mata capung namun bercahaya. Lagu bertitel unik jadi penutup, Cinta Waria. Tepuk tangan memekik di venue mirip gedung teater ini.



http://www.rollingstone.co.id/public/gallery/large/2009_11_09_01_37_28_2.jpg"]http://www.rollingstone.co.id/public/gallery/large/2009_11_09_01_37_28_2.jpg

Zeke Khaseli, vokalis, gitaris, dan pianis dari band Zeke and The Popo dan Lain, mengisi panggung. Tampil dengan topeng macan dan jas putih. Ditemani sosok berjas hujan dengan topeng ultraman. Lalu topeng Obama dan Monalisa yang memainkan synthesizer analog. Okay, ini absurd, surealis, dan psikedelik. Saya suka! Hahaha. Belum lagi bantuan visual yang sedikit vintage. Jadi lagu yang mereka bawakan menjadi semacam scoring untuk visual mereka. Adegan selanjutnya adalah yang paling keren. Sensasi orgasmic datang ketika itu. Mereka mengsinkronkan visual dengan lagu. Tujuannya mengajak audiens berkaraoke. Mungkin lagu Don't Worry Darling memang berkonsep seperti tersebut. Saya sangat amat teranestesi dengan liriknya. Liar dan surreal! Saya tak ingat banyak, hanya beberapa bagian.

don't worry darling


i get lonely too


you know i'm trying


to see you in the zoo


~


Ubur - ubur mana yang ga geleng - geleng


Lihat anak indian galau ga bisa manah target



Bangkutaman, si legenda indiepop Jogja yang sekarang makin sering muncul, naik ke atas panggung. Langsung menghajar penonton dengan Satelit. Sukses, penonton ber-sing along. Mereka membawakan hits mereka. She Burns the Disco, membuat penikmat indiepop Jogja berteriak "She is the garage of my soul"*yeah, you really are! Hehehe:D*. Tak lupa kera dan kabut juga dibawakan. Energi mereka berhasil ditransfer. Setidaknya beberapa jenak, sebelum Efek Rumah Kaca dengan ambiensi negative mengaduk - ngaduk suasana hati. Hahaha.


Konser Efek Rumah Kaca jadi destinasi prioritas hari itu. Saya dan dia siap bernyanyi bareng. Meneriakkan lirik - lirik ciamik dari Efek Rumah Kaca. Dulu band ini menjadi satu - satunya band dalam playlist aplikasi pemutar mp3 ketika saya dilanda galau labil berkepanjangan. Band yang menemani saya berkontemplasi dengan substansi alcohol. Afeksi membuat melankolis. Hahaha. Namun hari itu, lagu Efek Rumah Kaca tidak berefek negatif lagi. Tidak membuat saya harus menatap sepatu dan menggaruk - garuk tanah.





http://arobby.files.wordpress.com/2009/03/efekrumahkaca.jpg"]http://arobby.files.wordpress.com/2009/03/efekrumahkaca.jpg

Akhirnya kira - kira jam memukul sepuluh sang penutup dan pamungkas mempenetrasi panggung. Disambut dengan teriakan nama vokalis bertubi - tubi. Cholil disebut dari mana - mana. Kau dan Aku Menuju Ruang Hampa yang bertenaga digeber sesaat mereka siap. Saya yang membawa media rekam audiovisual malas untuk mengabadikan. Sudah banyak stok Efek Rumah Kaca di dalam hardisk. Mungkin Cholil bisa bersubstitusi profesi, dari vokalis menjadi penghulu. Hahaha.


*kalau mau dengar lagu keren dari zeke khaseli bolehlah klik yang ini


[bontang. 22 Mei 2010. 12:56 AM. Fikri]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar